Home

Rabu, 01 Juni 2011

Rindu yang Kusimpan di Kantung Celanaku

Aku tak pandai bicara, apalagi dengan bahasa sepertimu. Mulutku seolah selalu kelaparan dan berusaha menelan kembali setiap tutur yang ingin kumuntahkan. Dan kelaparan itu bertambah tiga kali lipat saat aku berjumpa denganmu.

“Kau manis” katamu.

Aku hanya tersenyum. Padahal ingin sekali kuungkap betapa senangnya aku. Setahuku laki-laki akan senang bila pujiannya dihargai.

“Kau sudah membaca puisi yang kusertakan di suratku, kan? Kau suka?” tanyamu.

Aku mengangguk dan lagi-lagi hanya tersenyum. Andai kau tahu, sesekali aku ingin bisa menulis bait-bait indah sepertimu untuk mengungkap perasaan yang begitu tak kumengerti. Sebulan tak berjumpa denganmu, hanya cukup memberiku waktu menemukan satu kata saja. Rindu. Kata yang kemudian kutulis hati-hati di selembar kertas. Kusimpan di kantung celana yang paling alpa kubuka. Berharap rindu itu terlupa dan mungkin suatu hari tercuci tanpa sengaja.

Yogyakarta, 29 Maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar