by. Halim Gani Safia & Ary Dharmayanti
setelah kau pergi, kutak lagi asing dengan pekat
ada retak waktu yang menjejali benak. selayak serat lelaba malam
sejak kau pergi, tak lagi sinar bintang singgah di atap
sejak kau pergi, malam serupa samudera luas dan aku terjebak di tengahnya
tanpa kapal, pun segelembung pelampung
tak ada ijin bagiku untuk berhenti terjaga
dan harus kuarungi samudera itu dengan gerak-gerak dua tangan dan tungkaiku saja
berenang ke arah yang entah
sampai waktu yang entah pula
Sejak kau pergi, pelupuk waktu tak bersahabat
Derai-derai hujan tak lagi merinai, pun tak ada senyum sapa awan putih
Jalan-jalan lengang, suasana kota suram.
Cinta bagaikan tulisan di aspal yang terhapus oleh selip ban
Dan tinggalkan hitam
tapi adakah bagian alam ini yang peduli?
waktu terus menjejalkan apa saja ke kepalaku
menyesak-nyesakkan kenangan sekaligus hidup yang harus kulalui tanpamu
kau tahu, kah?
semacam ikan di udara
aku dipenuhi oksigen
tapi tak sanggup bernafas
sejak kau pergi
kau tahu,
kah?
ah, kau pasti tak tahu. Mungkin saja tak ingin tahu
Dan ketika hati ini membekukan setelarik harmoni
Kuciptakan dua bait puisi dengan akhir cerita serupa dongeng
Pun ketika kutalangi air hujan dari langit
Kau tak tahu...
namamu kutulis disana
Yogyakarta & Makasar
27 Februari 2011
Dini Hari