Home

Sabtu, 18 Juni 2011

Desember

Ada kalimat yang tersesat di tenggorokanku ketika kau datang. Selusin hari sebelum bingar kembang api menjelma Januari. Meninggalkanmu di halaman belakang sebuah agenda yang pasti menua.

Bulan berganti sama rutinnya dengan wajah-wajah setelah gerimis reda, membawa mendung baru.

Tapi tidak denganmu. Kau selalu datang sendiri, tak perlu membawa serta salju sebab kebekuan sendiri adalah arti hadirmu.

Telan aku ke dalam palungmu, Desember. Dan biarkan aku menelan sebuah peta.

Beri aku satu kesempatan lagi, Desember. Satu per satu kata itu. Mereka akan kutemukan, kubimbing menuju jalan keluar. Bersama sekeranjang kejutan yang dulu kurangkai untuk hari dimana duapuluhempat lilinnya dipadamkan.

Singaraja, 4 Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar